DPRD Bahas Raperda Penyertaan Modal PT.JET

Trenggalek, PersatuanBnagsa.com
Panitia Khusus (Pansus) DPRD Kabupaten Trenggalek melakukan pembahasan perdana Rancangan Perda (Raperda) penyertaan modal PT Jwalita Energi Trenggalek (JET),Rabu (21/5/2025).

Ketua Pansus, Mugianto
membahas penyertaan modal PT JET sebesar Rp 1,6 miliar sembilan dari 12 anggota Pansus meminta rapat diskors karena banyak hal yang harus dievaluasi dari PT JET, terutama sumbangan Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang sangat minim.

Dengan nilai investasi Rp 13 miliar, PT JET yang bergerak di bisnis SPBU (stasiun pengisian bahan bakar umum) hanya menyetorkan PAD Rp 124 juta setiap tahunnya Padahal bisnis di SPBU itu untung besar tapi kenapa setor PAD nya kecil.

Menurut Obeng banyak temuan catatan laporan keuangan yang tidak wajar.

Selain itu manajemen PT JET juga dinilai tidak sehat karena operasional kantor dan beban usaha yang sangat besar, salah satu contohnya adalah operasional kantor yang menyentuh angka Rp 235 juta setahun.
Gaji mulai dari karyawan semua direksi, dewan pengawas, komisaris sampai Rp 1,1 miliar. Untuk 1 SPBU dengan beban seperti itu wajar atau tidak.

Sebelum memberikan penyertaan modal, Pansus juga meminta PT JET menyiapkan rencana bisnis ketika penyertaan modal tersebut disetujui, termasuk target PAD yang sanggup disumbangkan PT JET ke daerah.

Namun demikian, Obeng mengaku hasil kajian dari komisi II atas rapat sebelumnya, penyertaan modal ke PT JET sangat berat, sebelum dilakukan audit dan menyehatkan manajemennya.

“Jadi menurut pendapat pansus banyak hal yang harus kita perdalam dan evaluasi apakah (Raperda) kita kembalikan ke eksekutif atau lanjut,”jelasnya

Kepala Bagian Perekonomian Setda Kabupaten Trenggalek, Rubianto mengakui beban biaya operasional PT JET cukup tinggi, hal tersebut menyebabkan laba bersih yang disetorkan sebagai PAD menjadi kecil.

“(Bisnis SPBU) sudah bisa dihitung, penjualan berapa ribu liter, profitnya berapa karena harganya sudah ditetapkan (oleh Pertamina),” jelasnya.

Sebagai pembina, Rubianto sudah beberapa kali mengingatkan agar dilakukan efisiensi karena jika dilihat memang beban operasional perlu diefisienkan, baik dari gaji karyawan, operasional kantor, dan lainnya.
(Ag)

Pos terkait