Trenggalek,PersatuanBangsa.com
Adanya kejadian bayi usia 5 bulan meninggal setelah imunisasi, dengan kejadian tersebut orang tua balita tidak terima dan langsung lapor ke pihak berwajib. Menanggapi kejadian tersebut kepala dinas kesehatan angkat bicara. Selasa (28/03/23)
Sunarto Kepala dinas kesehatan mengatakan,kami turut berduka cita atas meninggalnya (MA) mudah-mudahan diterima di sisinya oleh allah swt.
Serta perlu kami sampaikan sebenarnya imunisasi itu adalah, sesuatu kewajiban pemerintah yang diamanatkan di undang- undang yakni pertama, undang-undang 36 2009 tentang kesehatan, kemudian undang undang perlindungan anak, meskipun di situ disampaikan tidak menyebutkan imunisasi, tapi disitu ada upaya tentang preventif untuk menjaga kesehatan anak dan di beberapa aturan yang lain.
“dengan tujuan dilakukan imunisasi atau vaksinasi itu adalah untuk melindungi masyarakat terutama anak-anak,supaya terhindar dari penyakit, yang bisa dicegah dengan imunisasi,atau dikenal dengan PD3I,” ujarnya
Kemudian yang kedua, karena itu tugas dari undang-undang harus ada yang melaksanakan, dan diamanatkan oleh petugas-petugas kesehatan yang sudah terlatih.
“terus bagaimana untuk menjaga supaya imunisasi ini sesuai dengan yang diharapkan, jadi yang pertama dilakukan dengan standarisasi bahan yang di suntikkan yang pertama yaitu, jadi vaksin sederhana lulus penelitian berkali kali sampai fase-fase tertentu sehingga aman untuk manusia. sehingga bisa dikeluarkan izin edar dari BalaiBPOM,” terangnya
Kedua adalah sistem rantai dingin
vaksin itu penyimpanannya adalah di udara yang dingin jadi dipastikan mulai dari pabrik kemudian sampai di provinsi,ke kabupaten dan ke pukesmas sampai pelayanan di pastikan tanpa adanya ganguan.
Setelah itu vaksin yang harus dijaga adalah
prosedurnya, dari semua orang anak-anak dengan tindakan vaksin itu, orangtuanya akan merasa mereka itu sudah sehat. dengan arti apakah kita langsung menyuntik, ternyata tidak. melalui proses yang pertama adalah screening.
“screening itu apa,untuk ditanyakan mau menjadi kontra indikasi dari vaksin yang akan diberikan jenis apa, dan setiap vaksin berbeda,” urainya
Kemudian setelah itu diberikan edukasi, jadi pada imunisasi itu tentunya ada manfaat dan tentunya ada risikonya. sedangkan apakah resiko itu mesti terjadi atau tidak, tentunya, itu menjadi upaya kita untuk meminimalkan risiko yang ada, salah satunya adalah terjadinya kiepi atau kejadian ikutan pasca imunisasi.
Perlu di ketahui ada beberapa jenis kipi yaitu, pertama adalah kipi yang berkaitan dengan produk, kemudian bisa juga karena proses penyimpanan vaksin itu yang menimbulkan kipi.
Dengan adanya kasus ini tentunya kami masih melakukan pendalaman sesuai dengan prosedur ketika terjadi kasus seperti ini yang kita lakukan pertama yaitu,
kita melakukan pelacakan informasi betul apa salah setiap keluhan masyarakat kita, melakukan pelacakan, jadi kami sudah dapat melakukan pelacakan kepada yang bersangkutan, dan pihak rumah sakit.
Ada beberapa kesimpulan itu termasuk insiden sementara tentunya nanti akan kita lanjutkan, dan kita di sini ada grup namanya komite daerah kipi.
“apapun permasalahan itu, harus kita selesaikan karena imunisasi ini sangat dibutuhkan oleh masyarakat terutama anak-anak dan jangan sampai beberapa kasus insiden tadi itu akan mengganggu proses imunisasi,” tutupnya
(Ag)