Para Tokoh Agama Mengadakan Diskusi lintas Agama Tentang Nilai Spiritual Kebangsaan Nusantara

Jakarta,PersatuanBangsa.com
Diskusi Lintas Agama di Masjid Istiqlal Jakarta Tentang Nilai-nilai Spiritual Kebangsaan Nusantara. dan berlangsung dengan lancar, meski jadwal pelaksanaannya terpaksa diajukan. jumat(11/03/2022)

Imam Besar Masjid Istqlal Jakarta Prof. Dr. KH. Nasaruddin Umar pada saat yang bersamaan diminta menghadiri acara penting yang diselenggarakan pemerintah. Meski begitu, Imam Besar Masjid Istiqlal tetap berkenan kembali untuk melanjutkan acara diskusi setelah memenuhi undangan pemerintah tersebut.

Dengan Sikap yang sangat positif itu diapresiasi dengan baik oleh para peserta baik yang berada langsung di Aula Masjid Istiqlal Jakarta maupun yang mengikutinya secara online m elalui zoom meeting.

“Sikap yang sangat simpatik dari Imam Besar Mesjid Istiqlal Jakarta ini diterima sebagai bentuk dukungan yang sangat membahagiakan tentang topik gerakan kebangkitan kesadaran dan pemahaman spiritual bagi warga bangsa Nusantara.

Dengan bersepakat membentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia, guna memperbaiki tatanan berbangsa dan bernegara di negeri ini. dan Pelaksanaan acara diskusi langsung dilaksanakan sesudah sholat Jum’at.

“Sedangkan yang menghadiri tidak kurang dari 75 orang peserta dari beberapa tokoh beragam yang ada di Indonesia. dan peserta aktif melalui zoom metting, juga diinformasikan cukup melimpah dari berbagai daerah dan pelosok tanah air,”terangnya

Yusuf Mujiono selaku Ketua Penyelenggara menambahkan, bahwa acara diskusi dengan nara sumber dan paparan pandangan tentang Spiritual Kebangsaan Nusantara.

“Dengan Ketua Pengarah, Eko Sriyanto Galgendu yang dipandu Thomas Gunawan, selaku Moderator, tampil diantaranya Prof. Dr. KH. Nasaruddin Umar, Imam Besar Masjid Istiqlal Jakarta, Eko Sriyanto Galgendu, Ketua Forum Lintas Agama dan GMRI, Kardinal Prof,”ucapnya

Ignatius Suhayo karena sedang menerima Kedutaan Besar Jerman hingga diwakili oleh Romo Antonius Suyadi. Menyusul kemudian Banthe Dammasubbho Mahathera, Ida Rsi Wisesanatha, tokoh masyarakat adat dan sesepuh Spiritual Hindu Bali, di Bali.

“Dari pihak penanggap, Yohanes H. Budhisejati, Ketua Vok Point Indonesia, Louis Mario Pakaila, Ketua PMKIT, Djasarmen Purba SH, Ketua MUKI, Brigjen TNI Harsanto Adi MM., M.Th., Fredrik J. Pinakunary SE., SH., Ketua Umum MUKI. Hingga diakhir dengan acara pembacaan Pesan Moral Kebijakan dan Harapamn oleh Prof.Dr. KH. Nasaruddin Umar MA., bahwa Pesan Moral Kebijakan dan Harapan,”pungkasnya

menyerukan yang pertama untuk melakukan intropeksi serrta mawas diri terhadap berbagai tanda-tanda alam yang terus terjadi, mulai dari pandemic Copid-19 dan berbagai bencana alam, peperangan dan lain sebagainya.

“Kedua, dalam tatanan berbangsa dan bernegara serta bermasyarakat agar senantiasa mengedepankan etika, sopan santun dalam bertutur kata, sebagai ciri khas dari bangsa yang berbudaya,”tuturnya

Ketiga adalah, untuk para pemimpin bangsa supaya berprilaku bijak dan dapat selalu menggunakan hati Nurani dalam menyelesaikan berbagai masalah. Dan yang terakhir, bahwa semua pihak hendaknya dapat selalu mengedepankan semangat untuk membangun secara bersama-sama guna memajukan segenap warga masyarakat di berbagai bidang kehidupan.

“Pesan moral kebijakan serta harapan yang ditanda tangani oleh Pro. Dr.KH. Nasaruddin Umar MA., selaku Imam Besar Masjid Istiqlal, Romo Antonius Suryadi Pr, selaku Ketua Komisi Hubungan Antar Agama dan Kemasyarakatan Keuskuoan Agung, Jakarta., Bhikhu Dammasubbho Mahathera, Sesepuh Sangha Theravada Indonesia., dan Ida Rsi Wisesanatha, sesepuh Spiritual Hindu Bali., sera Eko Sriyanto Galgendu, Wali Spiritual Nusantara,”ungkapnya

Pesan dan ajaran moral dari Ki. Hajar Dewantoro itu mengingatkan pada ungkapannya tentang Ing Madyo Mbangun Karso, yang artinya bila berada di tengah hendaknya dapat ikut membangun atau memperkuat serta ikut mengembangkan kebijakan yang sudah dicontohkan para pemimpin yang berada di depan.

“Demikian pula dengan kandungan makna dari Tut Wuri Handayani, artinya bila berada di bagian belakang harus mampu dan ikut meneruskan kebijakan yang telah digariskan guna saling memperkuat dengan cara memberikan dukungan,”tandasnya

Pesan moral kebijakan dan harapan pada masa depan ini akan menjadi dokumen penting sejak ditetapkan dan dikeluarkan di Jakarta, sejak tanggal 11 Maret 2022 yang akan menjadi bagian dari tonggak sejarah gerakan kebangkitan kesadaran dan pemahaman spiritual bagi bangsa dan negara Indonesia.

“dalam menyongsong perdabadan baru manusia di bumi memasuki siklus perubahan setiap tujuh abad babak keempat seperti yang sedang berlangsung sekarang, yaitu perlihan memasuki abad ke-21,”imbuhnya

Siklus perubahan setiap tujuh abad babak keempat sekarang ini, sedang terus berproses di dunia bagian Timur, karena memang gerakan kesadaran kebangkitan dan pemahaman spiritual dapat dipastikan tidak akan muncul dari dunia bagian Barat.

“Sebab semua potensi serta segenap warisan leluhur pada masa lalu itu telah menjadi energi penggerak dari gerkan kebangkitan kesadaran dan pemahaman spiritual bangsa Indonesia itu sungguh ada dan hanya dimiliki oleh bangsa-bangsa Timur, bukan bangsa Barat. Khususnya dari bumi Nusantara yang telah menjadi Indonesia seperti yang ada sekarang,”tuturnya

Begitulah, potensi spiritual bangsa-bangsa Nusantara yang memiliki keberagaman suku bangsa, adat istiadat serta agama hingga kekayaan dan potensi alamnya dengan segenap kearifan lokal yang sungguh menakjubkan.

“Terutama untuk potensi dan nilai-nilai spiritual yang sungguh berlimpahan seperti termuat dalam adat istiadat, budaya serta filsafat maupun keberagamanan agama yang berasal dari langit. Karena kedekatan dari orientasi keagamaan itu relative lebih dekat dengan Tuhan Yang Maha Esa, sebagaimana yang tercantum dalam falsafat bangsa dan negara Indonesia, yaitu Pancasila,”tutupnya (KP)

Pos terkait