Even di Alun-Alun Trenggalek Batal PKL Akan Demo Lebih Besar

Trenggalek, PersatuanBangsa.com
Kelompok Pedagang Kaki Lima (PKL) Trenggalek menyampaikan kekecewaan mendalam atas pembatalan event peringatan Hari Kemerdekaan dan Hari Jadi Trenggalek yang rencananya digelar di Alun-alun selama bulan Agustus 2025.

Pembatalan event tersebut dituding sebagai dampak dari hearing sekelompok PKL di DPRD Trenggalek pada 17 Juli 2025. Dalam pertemuan itu, sejumlah PKL menyampaikan keluhan terkait mahalnya biaya sewa stand yang dipatok oleh pihak event organizer (EO).

Dalam surat tersebut, disebutkan bahwa selama bulan Agustus kawasan alun-alun dan sekitarnya akan disterilkan dari aktivitas, kecuali untuk upacara dan kegiatan resmi Pemerintah Kabupaten Trenggalek.

“Selama bulan Agustus, kawasan alun-alun dan jalan seputaran alun-alun Kabupaten Trenggalek adalah kawasan steril kegiatan, kecuali pelaksanaan upacara dan kegiatan lain yang dilaksanakan oleh Pemerintah Kabupaten Trenggalek,” demikian tertulis pada poin 11 huruf a dan e dalam Surat Edaran tersebut.

Tak hanya PKL, pelarangan juga berlaku untuk konser, karnaval, serta lomba baris-berbaris. Seluruh kegiatan diarahkan ke lokasi alternatif seperti GOR Gajah Putih, Lapangan Sumbergedong, dan halaman Pasar Pon.

Salah satu PKL, Muhammad Ghofir, yang sudah berdagang di kawasan Alun-alun Trenggalek selama sepuluh tahun,saya kecewa dengan keputusan tersebut, Saya pergi ke Suket Teki akan meminta tolong karena keluhan orang senasib saya pedagang kaki lima merasa kecewa bahwa jerih payah kami untuk mencukupi keluarga ada di alun-alun trenggalek, dengan gagalnya event teman saya semua kecewa. Jumat (25/7/25)

Ghofir menegaskan bahwa mayoritas PKL justru mendukung terselenggaranya event karena menjadi momentum penting untuk menambah penghasilan. Ia meminta pemerintah menghidupkan kembali event tersebut melalui bantuan kelompok relawan Suket Teki.

Ketua Relawan Suket Teki, Trimo Dwi Cahyono, mengatakan, Di markas DPC Suket Teki, kami menerima para PKL yang menyampaikan keluhan. Mereka menilai kebijakan ini sepihak dan hanya didasarkan pada aspirasi segelintir orang yang melakukan hearing ke DPRD.

Sedangkan keputusan yang diambil tidak mempertimbangkan kerugian yang dialami oleh banyak PKL lain.

“Kalau tidak ada event, mereka menuntut pemerintah mengembalikan uang muka yang sudah dikeluarkan. Jika tidak ada tanggapan, minggu depan akan ada aksi dengan massa yang lebih besar,” tegasnya.

Trimo menilai, pemerintah keliru dalam membaca situasi dan tidak melihat rekam jejak dari kelompok yang menyuarakan pembatalan event.

“Hearing kemarin tidak mewakili semua PKL. Kalau namanya PKL itu merata se-Trenggalek, bukan kelompok tertentu. Dampak pembatalan itu banyak yang merugi,” tambahnya.

Opsi lainnya, jka aspirasi PKL tidak dikabulkan oleh pemangku kebijakan maka Alun-alun Trenggalek harus bersih dari PKL selamanya.

“Jangan hanya Agustus saja PKL Alun-alun Trenggalek tidak boleh jualan, tapi selamanya,” tutupnya

Hearing 1 :
Meida menuntut harga terlalu tinggi..

Pihak EO sudah memberikan harga 2 jt hingga 1.5 untuk tenda warna biru..
MEiDA menolak !!!

Termasuk 30 tenda milik komindag gratis di berikan.
MEiDA tetap menolak !!!.

Dan EO menambahkan tenda gratis 40 jadi total 70 tenda.
MEiDA menolak!!!

Memaksa minta menguasai alun alun luar dengan jualan secara gratis.!!!
Itu sudah sangat menyimpang dan terlihat sekali bahwa tujuannya sengaja menggagalkan even.

Itu bukan tuntutan tapi paksaan yang sengaja mau mengatur pemerintah agar even di batalkan

Sedangkan MEiDA sendiri tidak ada hak sewa alun alun.

Hearing 1 di tutup : dengan poin MEiDA meminta paksa tenda EO di dalam alun alun, PKL menguasai luar alun alun.

* komindag mengadakan pertemuan dengan perwakilan MEiDA.
Dan hasilnya MEiDA tetap ngotot menguasai luar alun alun.
* setelah komindag
* Sekda mengadakan pertemuan dengan MEIDAL..dan hasilnya. tetap melawan kebijakan pemerintah .

Dengan tetap memaksa jualan di luar alun alun yang mana kalau di pikir secara logika ,sangat tidak mungkin

* perbuatan melawan hukum dan merugikan orang bnyak.

Hearing 2 :
Dengan bangga meida merasa benar dan paling menjadi pahlawan dengan tertawa lebar dan bertepuk tangan kemenangan .

keputusan nya pasar rakyat di tiadakan .

Meida dan Kawan-kawan. langsung tertawa dan bertepuk tangan merayakan kemenangan nya, Sesuai tujuannya merusak even agar gagal
Dan tujuannya berhasil.

Dampak nya :

EO mengalami kerugian yang sangat besar akibat kecerobohan meida.

Banyak PKL tidak bisa berjualan karena ulah meida.

Dan banyak pelaku usaha lainnya seperti sewa sound panggung ,baju adat agustusan dan lain-lain yang terdampak akibat ulah meida.

Begitu juga sanggar2 tari yg sudah dapat job sangat kecewa dan merugi.

Karena meida telah melawan kebijakan dan menjelek-jelekan pemerintah.

Hingga pemerintah mengetok palu kebijkan.

(Ag)

Pos terkait