Trenggalek,PersatuanBangsa.com
Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Trenggalek, Novita Hardini, SE., berkomitmen mencegah perkawinan anak dalam peringatan 50 tahun Hari Kesatuan Gerak PKK tahun 2022 di Provinsi Jawa Timur, Selasa (22/3/2022).
“Menurutnya pernikahan anak bisa berpotensi menimbulkan permasalahan kemiskinan baru dan juga stunting. Terus ibu bayi mati saat melahirkan, perceraian dan juga masalah-masalah lainnya, sehingga perlunya dicegah,”ucapnya
Dengan meningkatnya angka pernikahan anak ini ,dapat dilihat banyaknya permintaan dispensasi kawin di pengadilan agama ,yang dipicu karena kehamilan diluar nikah .ataupun anggapan orang tua yang ingin segera menikahkan anaknya agar bisa mengurangi beban hidup keluarga.
“Padahal anggapan ini tidaklah benar karena pernikahan anak akan menambah beban keluarga itu sendiri, termasuk beresiko pada perceraian,”ungkapnya
Berupaya mencegah pernikahan anak, inisiator Sepeda Keren (inovasi terbaik kompetisi inovasi publik Jatim tahun 2021) itu akan melakukan berbagai upaya.
“Dengan langkah yang akan kita lakukan pertama-tama mengoptimalisasi gerakan Sepeda Keren. Karena di dalamnya juga ada kampanye untuk meningkatkan kapasitas orang tua. Kemudian dari Dinas Sosial kami juga bisa kolaborasi mencegah pernikahan anak,”imbuhnya
Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa dalam kegiatan 50 tahun Kesatuan Gerak PKK itu menuturkan, ini yang kita harapkan dimana anak tidak menikah di dini usia. Kalau Pengadilan Agama memberikan dispensasi kawin, maka ada permohonan dari orang tua.
“Pernikahan anak dengan alasan kemiskinan, justru ini malah menjadikan kemiskinan turun temurun. Kenapa demikian, karena menikah dini mayoritas akan tinggal dengan orang tua karena belum punya kediaman sendiri, belum punya penghasilan, sehingga justru menambah beban hidup orang tua,”pungkasnya
Gubernur Jatim juga menyinggung mengenai stunting yang menjadi salah satu akibat pernikahan usia dini. Perempuan atau ibu muda saat ini, senangnya berpenampilan menarik. Sehingga dikala hamil atau pasca melahirkan mereka kurang memperdulikan asupan gizi karena ingin bentuk tubuh terjaga.
“Padahal ini bisa berdampak pada pemenuhan gizi anak. Kalau ingin diet makan diharapkan ada pendampingan ahli gizi sehingga kebutuhan gizi anak tercukupi dan stunting bisa dicegah,”tutupnya